Lapisan fisik (Physical Layer) adalah lapisan dasar dari semua jaringan dalam model
referensi OSI dimana lapisan ini berfungsi untuk mentransmisikan sinyal data
analog maupun digital. Selain itu, lapisan fisik dapat digunakan untuk
menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer
dalam jaringan sehingga sarana sistem pengiriman data ke perangkat lain yang
terhubung dalam suatu jaringan komputer. (Avianto, 2015)
Dokumentasi jaringan adalah blueprint yang berisi semua informasi mengenai
jaringan yang dirangkum menjadi sebuah dokumen. (Blirliakta)
Dokumentasi
jaringan memiliki 10 langkah yang dapat dilakukan untuk membuat sebuah
dokumentasi
jaringan yang baik (Posey.B, 2008, 1), langkah-langkahnya
adalah sebagai berikut :
1.
Membuat network documentation policy.
2.
Membuat diagram topologi jaringan.
3.
Dokumentasi nama server, aturan dan alamat IP
4.
Membuat change log untuk masing-masing server
5.
Dokumentasi versi dari software dan juga bukti keaslian software
6.
Dokumentasi komponen hardware
7.
Dokumentasi active directory
8.
Dokumentasi backup procedure
9.
Memberi Label
10.
Evaluasi Dokumentasi Jaringan (Babu D.,
2011)
Identifikasi masalah dan lapisan
fisik
Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan mekanisme
untuk meletakkan bit-bit data diatas media jaringan seperti kabel, radio dan cahaya.
Selain itu, lapisan ini dapat mendefinisikan tegangan listrik, arus listrik,
modulasi sinkronisasi antar bit, pengaktifan dan pemutusan koneksi serta
beberapa karakteristik kelistrikan untuk media transmisi seperti kabel UTP /
STP, kabel koaksial atau kabel fiber optic. Protocol pada PHY Layer mencakup
IEEE 802.3; RS-232C; X.21; repeater; transceiver; kartu jaringan atau Network
Interface Card (NIC) dan pengabelan untuk beroperasi.
Jika kita lihat, maka urutan warna T568A dari
kiri ke kanan adalah:
putih-hijau,
hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat.
sedangkan
untuk jenis T568B urutannya adalah:
putih-oranye,
oranye, putih-hijau, biru, putih-biru, hijau, putih-coklat, coklat.
Dua
urutan warna diatas adalah urutan warna yang telah menjadi standar
internasional dalam Cabling jaringan. selanjutnya, berdasarkan perbedaan urutan
warna kedua Pin dari suatu kabel masih dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu
straigh-through dan cross-over:
1.
Straigh-Through
Istilah
Straigh-Through digunakan untuk kabel LAN yang memiliki urutan warna yang sama
pada kedua ujung Pin. misalnya ujung Pin yang satu memiliki urutan warna jenis
T568A (putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye,
putih-coklat, coklat), maka ujung Pin yang lainnya juga harus memiliki urutan
warna berdasarkan standar T568A. jika yang digunakan oleh salah satu Pin adalah
standar T568B, maka ujung Pin lainnya juga harus memiliki urutan warna
berdasarkan standar T568B. anda dapat membuat kabel jenis straigh-through tanpa
menggunakan aturan warna T568A maupun T568B asalkan dikedua ujung Pin memiliki
urutan warna yang sama.
Kabel
jenis Straigh-through digunakan untuk menghubungkan dua buah device yang tidak
sejenis (mis: komputer-Switch/Hub, Komputer-Router, Router-Switch, dlsb)
2.
Cross over
Berbeda
dengan kabel jenis straigh-trough, kabel jenis Crossover memiliki urutan warna
yang berbeda dikedua ujungnya. namun, perbedaan warna ini tidak boleh
sembarangan, karena kedua ujung ini juga memiliki aturan urutan warna.
Pada
kabel jenis Crossover standar, jika salah satu ujung Pin memiliki susunan warna
berdasarkan aturan T568A, maka ujung Pin yang lain harus memiliki urutan warna
berdasarkan standar T568B.
jika
anda membuat urutan sendiri pada sebuah kabel LAN, maka urutan warna pada Pin
Crossover-nya adalah : urutan warna ke-1 Pin pertama menjadi urutan ke-3 pada
Pin kedua, urutan ke-2 pada Pin pertama menjadi urutan warna ke-6 pada Pin
kedua.
Kabel
jenis Crossover digunakan pada saat kita menghubungkan 2 buah device yang
sejenis (mis:komputer-komputer, komputer-Router, Switch-Hub, Router-router,
Switch).
untuk
lebih jelasnya anda dapat memperhatikan contoh gambar dibawah ini.
Pengujian (DIANSYAH)
Setelah kedua ujung kabel UTP dihubungkan dengan LAN Tester,diperoleh data sebagai berikut :
Led
1 : menyala
Led
2 : menyala
Led
3 : menyala
Led
4 : menyala
Led
5 : menyala
Led
6 : menyala
Led
7 : menyala
Led
8 : menyala
Kalau
lampu led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 sampai 8 berarti
telah sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala berarti kemungkinan pada
pin nomor tersebut ada masalah. Cara paling mudah yaitu tekan (press) lagi
menggunakan tang. Kemungkinan pinnya belum tembus. Kalau sudah kita tekan
tetapi masih tidak nyambung, maka coba periksa korespondensinya antar pin udah
1-1 atau belum. Faktor yang mempengaruhi pemasangan kabel UTP ke konektor RJ45
:
1. Pengurutan warna pada saat perakitan
2. Kerataan ujung kabel pada saat pemotongan kabel.
3. Pengkuncian konektor UTP Keberhasilan pemasangan
kabel UTP ke konektor RJ45 benar itu ditunjukan dari lampu led LAN tester
menyala semua pada saat pengetesan.
Avianto, D. E. (2015, 9 2). http://www.gostudy.ga/.
Retrieved from LETS LEARN NOW:
http://www.gostudy.ga/2015/09/pemecahan-masalah-lapisan-fisik-lan.html
Babu D., G. P.
(2011). A Heuristic Approach for Selection of Software Architecture Using
Functional Key Areas and Visualization Tools Integrated with Darch. 18:
http://paper.ijcsns.org/07_book/200906/20090636.pdf.
Blirliakta, N.
A.-J.-A. Pembuatan Aplikasi Dokumentasi Jaringan .
https://ti.ukdw.ac.id/ojs/index.php/informatika/article/viewFile/114/76.
DIANSYAH, I. (n.d.). ALAT
PENGUJI KABEL JARINGAN UTP. Retrieved from
http://library.gunadarma.ac.id/:
http://library.gunadarma.ac.id/repository/view/350246/alat-penguji-kabel-jaringan-utp.html/
Kere, B. (2009, 9). Memasang
Kabel UTP Dan Cara Mengujinya. Retrieved from 2009:
http://bujang-kere.blogspot.co.id/2009/09/cara-memasang-kabel-utp-dan-cara.html
Tidak Bisa Copas ?? Klik Disini !!
NAMA : DIMAS IBNU MALIK
SEKOLAH :
SMK ISLAM 1 BLITAR
MOTTO :
`BANYAK JALAN MENUJU ROMA`
dont racism or use bad words !!! thx for attention :D
EmoticonEmoticon